Mengapa batu bara masih digunakan sebagai sumber energi listrik walaupun ia merusak lingkungan?

Karena adanya mafia batu bara. Orang-orang di medsos pasti komentar begitu kalau ada pertanyaan seperti ini.

Padahal ya tidak begitu juga.

Batu bara masih digunakan sebagai sumber pembangkit energi listrik, karena bagaimana pun juga, pembangkit listrik berbasis batu bara adalah yang paling murah, efektif, dan efisien hingga saat ini.

Memangnya kalau mau diganti, nanti diganti pakai apa?

Energi terbarukan?

Ah masih mahal…

Kalau energi terbarukan harganya sudah murah, pembangkit listrik konvensional pasti otomatis pindah haluan kok.

Pasti itu. Kalau ada yang murah, ngapain pakai yang mahal—jadi ini tidak melulu soal elit politik yang punya tambang batu bara ya.

Sumber: Cost of Electricity by Source[1]

Tapi kan batubara merusak lingkungan… Mending pakai energi terbarukan…

Ya memang sih, tapi analisisnya tidak bisa se-hitam putih itu.

Nyatanya, energi terbarukan pun punya dampak negatif terhadap lingkungan lho:

  • Produksi solar panel menghasilkan emisi karbon yang besar, ditambah limbah produksinya yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan
  • Turbin angin mengganggu populasi burung, mengakibatkan banyak burung mati dan merusak ekosistem secara keseluruhan
  • Instalasi pembangkit listrik geotermal mengharuskan pembukaan lahan hutan dan proses pengeborannya melepaskan banyak gas berbahaya
  • dan lain sebagainya

Bagaimana coba kalau sudah begini?

Bagaimana hayo?

Alih-alih sekedar menyeru kosong untuk meninggalkan batu bara, setidaknya ada dua langkah utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini:

  1. Buat pembangkit listrik batu bara jadi lebih ramah lingkungan,
  2. Terus berinovasi agar harga energi terbarukan jadi lebih murah

Kabar baiknya, dua hal tersebut sedang dikebut saat ini.

Saat ini ada tren untuk mengubah batu bara menjadi DME (Dymethil Ether) dalam proses pembangkitan listrik, yang memiliki tingkat pencemaran yang jauh lebih kecil daripada batu bara secara langsung.

Pemerintah Indonesia pun sedang menggalakkan program coal to DME tersebut.

[2]

Kemudian terkait inovasi energi terbarukan…

Nah ini, terutama anda-anda, bisa ikut berkontribusi agar bisa menemukan formulasi energi terbarukan yang lebih murah. Kalau harganya murah, otomatis pasti dipakai kok.

Jadi jangan cuma sekedar protas-protes saja.

Apalagi modal protesnya hanya dari menonton film Sexy Killers, tanpa melihat gambaran keseluruhannya seperti apa. Ikut-ikutan menolak batu bara karena katanya mencemari lingkungan, eh tapi kalau ditawari energi nuklir (yang jelas sangat bersih) menolak juga. Ini maunya apa?

Lupakan lupakan.

Fokus lagi.

Kabar baiknya, ada tren di dunia bahwa harga energi terbarukan ini semakin murah tiap tahunnya—walaupun masih tetap mahal.

Sumber: Bloomberg[3] | World Economic Forum[4]

Dengan begini, semoga sumber energi yang murah dan ramah lingkungan bisa segera tercapai.

Demikian penjelasan saya. Semoga cukup untuk memberi gambaran.

Terkait detail dan teknis-teknisnya, semoga nanti ada Quoran lain yang ilmunya spesifik di bidang ini untuk menambahkan.

Terima kasih.

Catatan Kaki


Tulisan ini sebelumnya telah dipublikasikan di Quora. Baca tulisan aslinya di sini.